Skip to main content

Falling in love

Berjalan dengan wajah kesal sembari menunduk kebawah,tak tau tujuannya kemana.
Panas matahari seakan membakar tubuhnya ia yang kini disebut sebagai pejuang sejati yang selalu kian kemari.
Bersepatu formal dan berpakayan rapi serta wangi,tampaknya ia begitu kebingungan.
Dilorong sudut bangunan,ia berdiam diri sambil bercakap-cakap sendiri seakan orang gila dipingir jalanan.
Sambil menyandar ditembok yang bercat abu-abu nampaknya dia seorang diri,jaket hitam yang dikenakannya sudah dijadikan sebagai kain penutup kepalanya.
 Sambil berjalan dengan pelan perlahan kumulai menatapnya dari jauh,sungguh miris"gumamku dalam hati"aku berniat untuk menghampirinya tapi seketika itu dia bangun dan hendak beranjak dari tempat itu.
Kumulai mengikutinya dari belakang dan mengendap-endap,langkah kakinya begitu cepat akupun sempat kehilangan jejaknya.
 Lalu ia kembali berhenti dibawah pohon rindang  serta duduk selayaknya pekerja jalanan sambil membawa seberkas amplop berukuran besar sepertinya itu surat lamaran pekerjaan"pikirku lagi".
Melangkah dengan wajah sok akrab akupun menghampirinya sambil tersipu malu,dia pun menatapku dengan wajah berseri. Lalu perlahan aku duduk disampingnya dan dia langsung menyodorkan tanganya untuk berkenalan denganku,jujur aku malu dan wajahku kemerahan pada saat itu maklumlah orang asing.
Hai namaku Alexander,nama kamu siapa "dia balik bertanya".Hay,namaku Bernadita" Jawabku".
Kamu orang asli sini"katanya lagi,"Engga aku aku perantau juga,kamu gimana"aku balik bertanya"
Sama aku juga,aku merantau disini dan kurang lebih dua minggu"katanya lagi".
Perlahan dia bercerita,mengenai seluk-beluk kehidupannya kebetulan dia lulusan Sarjana  Pendidikan atau yang sering disebut Spd serta lulusan tahun kemarin dan 1 tahun menganggur dikampungnya, Dia anak pertama dari 3 bersaudara adiknya yang nomor 2 kelas 3 SMA dan yang terakhir kelas 6 SD terpaksa dia harus merantau untuk mengurangi beban orangtua-Nya.
 Aku terbawa perasaan dan ikut sedih pada saat dia bercerita mengingat dulu aku juga seperti itu"pikirku dalam hati"
Karena dengan nada sedih setelah dia bercerita tak sadar airmata seakan jatuh dengan sendirinya.
Memberi sehelai tisue dan berkata"kenapa kamu menangis,kamu kenapa kamu ada masalah"katanya seraya dengan nada khawatir"
Aku enggak apa-apa kok,aku cuman sedih ajah pada saat kamu bercerita "jawabku dengan nada tersendu-sendu".
Aku beranjak dari pohon tersebut dan ingin pergi tapi hati kecilku seakan berkata untuk membawa dia dari situ tapi aku malu, aku bukan siapa-siapanya dia.
Menarik tanganku dengan nada lembut" Boleh aku ikut denganmu"katanya padaku","oh boleh kok" Jawabku,karena tidak tega melihat dia yang begitu malang.
Senja kini sudah mulai nampak tak terasa aku dan dia berjalan begitu jauh entah kemana tujuannya sambil menatapku dengan tajam langkah kamipun terhenti,bertepatan diberseberangan jalan dia menarik tanganku hendak menyebrang.Asap motor dan mobil membuatku tak nyaman lalu kuputuskan untuk berhenti sejenak sambil berlari.
Nafasku tersengal-sengal seperti dikejar anjing,hendak terhenti dan menarik nafas panjang lalu tak sengaja mata kami saling bertatapan.
Aku malu,diapun juga begitu apakah ini yang dinamakan jatuh cinta.
Hahaha...."aku tertawa dalam hati".
Dipersimpangan jalan,dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya sembari melihat angkot yang lewat.
Angkot yang berbulut tua itupun terhenti dihadapan kami lalu dia naik dan melambaikan tanganya.
Akupun melanjutkan perjalananku kebetulan rumahku tidak jauh dari jalan tersebut.
Melangkah dengan senyum sendiri aku hendak terantuk dengan batu yang beruncing untungnya kakiku tidak berdarah.
Mungkin masih tidak rela dengan moment yang terlewatkan tadi,haha..................
Bertemu dengannya membuat aku tak bisa beranjak  dari tempat tidurku.
Tidur dengan wajah tersenyum
Semoga saja besok aku bertemu dengannya lagi"pikirku dalam hati".
Kutarik selimut berwarna pink,kebetulan suka sama warna pink dan kehangatannya membawaku kealamnya.
Semoga kita bertemu lagi dilain waktu.



Comments

  1. Sukses selalu yah enu molas😘semoga bermanfaat

    ReplyDelete
  2. Mantappp nu....tetap berkarya selalu....
    Sangatlah indah,menyentuh kosa katanya....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Apakah saya bahagia?

             ( sumber gambar: hipwee.com) Di zaman sekarang kita meremehkan hidup sebagai sesuatu yang santai. Menghabiskan dengan bersuka ria, bersenang-senang sesuka hati sampai lupa akan tujuan dan konsekuensi dari awal apa yang harus diperbuat demi menuai hasil atau masa depan yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan hanya sebagai sesuatu yang cuma-cuma seperti, menarik ulur beranda setiap hari tanpa ada tujuan, buang-buang waktu mengurus perasaan yang tau-taunya tidak jelas mau kemana arahnya, menguras energi dengan memikirkan yang kenyataannya tidak sama dengan realita menguras bathin (menangis karena putus cinta, merasa masa depan sudah suram) menguras pikiran dan membuat hidup itu tidak ada arti seolah hidup itu seperti mati. Apakah dengan terus melakukan hal seperti itu adalah tanda dari suatu kebahagiaan atau kehidupan? Setiap orang punya penilaian masing-masing, kita tidak berhak bahwa pandangan mereka salah dan kita benar. Jawaban yang sesungguhnya adalah, baga

Antara Hujan dan Rindu

 Soreku begitu hangat ditemani dengan secangkir kopi pahit diatas meja yang biasa kutumpangi. Desiran hujan yang berguyur seluruh kota tak asing lagi terdengar. Beberapa kendaraan hendak lewat dijalanan dan sebagian dari mereka mengenakan jas hujan(mantel).Aku duduk ditepi kaca yang transparan sambil melihat beberapa kendaraan yang hendak lewat. Seandainya saja aku tak beranjak dewasa betapa indahnya masa-masa yang telah aku lewatkan tersirat sejuta kenangan dimana saat sepulang sekolah pada waktu SD kujadikan daun pisang sebagai payung teduhku sambil bercerita dengan teman sebaya.Yang lainnya pada sibuk main kejar-kejaran dan yang lain lagi ingin basah kuyup sembari menikmati hujan. Sambil bercakap-cakap satu diantara kami begitu senang dan tak ingin hujannya berhenti. Ditengah perjalan terlihat tanaman disekitar begitu indah ditambah desiran angin yang begitu kencang kamipun bersorak-sorai dan bernyanyi seakan dunia itu milik kami. Lumpur dan juga air keruh kini tak asing la

Perihal berpena

Menjelma bagai dewa Terselubung lewat sinar Sulit untuk aku genggam Perlahan dia menghilang arah Di atas surat itu sudah kutuliskan Kenangan indah bersama dikala dulu Tentang cinta dan kasih sayang Kini sirna dimakan serangga dan lalat Aku terkapar lagi pada barisan depan Sejenak nafasku terengah dan mengangah Sekitar melihat dengan mata tajam Kubalas dengan senyuman membinar Letihku tak terbayar pada aksara Aku berkarya bukan semata ingin terkenal Tetapi jiwaku berkata baiknya kamu berpena Dengan itu kamu akan mengerti apa arti dari peribahasa Setiap kata kuperlihatkan dengan seksama Agar aku mengerti apa yang sedang aku jabarkan Tetapi ilusi kian mulai berhenti pada saat aku memaksa untung mencerna Hingga mataku lelap memikirkan perihal Kubuka perhelai setiap ciutanku diatas buku Sejenak aku diam lalu melotot pada kata itu Mencari hingga beberapa sumber untuk menemu Alangkah baiknya tak jelas dan lebih baik bisu Ragaku sudah tak ingin untuk mencari la