Skip to main content

Iblis Tuhan Kedua

Memecahkan misteri yang sampai sekarang menjadi tanda tanya besar dalam benak  dia itu siapa? 
Memang sedikit sulit, selama kita mencari kepastiannya seperti apa dan wujudnya  dalam bentuk apa. 
Menduga tanpa ada bukti yang konkrit itu sesuatu yang bersifat dangkal dalam pikiran manusia bisa jadi ia atau tidak. 
Suatu waktu dia datang dengan segala kekhawatiran mendasyat seakan perannya sulit untuk ditebak bahwa dalangnya adalah bayangannya. 
Bersikap sopan dan ramah seperti seorang tuan yang sedang mencari sensasi dari rakyatnya agar dia diagungkan layaknya Tuhan. Kemudian instingku mulai bekerja dengan pelan karena di setiap gerakannya yang elok itu terlihat dengan kasat mata bahwa ia sedang bertopeng kepada khayalak. 
Licik dan pecik kau memangsa lewat tatapan mata, lewat jabatan tangan, lewat menepuk pundak dan lewat perabaan panca indra dengan sesuka hati tanpa berpikir panjang sekejap nyawa seseorang ada pada tangan kotormu itu. 
Mengambil yang bukan milikmu dengan trik unik agar kau akan kebal kuat serta tak terkalahkan oleh siapa pun. Mahkluk macam apa kau itu? 
Apa belum puas juga, engkau sangat kejam dia yang tadinya bercakap-cakap sekarang sudah tergeletak di pembaringan itu, mulutnya bungkam untuk bersuara wajahnya berubah seketika dia pergi untuk selamanya. 
Kau sangat kejam, sangatlah kejam mengapa orang seperti kau belum juga lenyap dari dunia ini? 
Bila belum kenyang sampai sekarang kau mangsa saja itik dan ayam di kandangmu sampai perutmu buncit  sekalipun serta sisakan sedikit bekas darah bersih itu dimulutmu agar aku juga puas dengan hal itu. 
Jangan sesama insan lemah, kita sama kau manusia dan aku juga manusia tetapi tak pantas aku menyebutmu manusia  sebab kerap kali kau menyembah dan memuja berhala sepeti batu,kayu dan yang lainnya. 
Kau tak berhak mengambil nyawa seseorang dengan caramu yang cerdik, kau bukan Tuhan yang menciptakan tetapi kau setan yang melenyapkan. 
Kau teman kedua dari iblis-iblis itu, kau sama persis dengannya rakus dan pemakan segala. 
Jika uangmu sudah tak ada didompetmu jangan kau suruh sahabat karibmu untuk mencuri uang tetanggamu, kamu tau dia bekerja banting tulang siang dan malam sedang kau bersekongkol untuk mendapatkan itu dengan cara instan. 
Berhentilah melakukan hal-hal tak wajar, sebab engkau akan mendapatkan hukuman setimpal yang lebih dari yang kau lakukan. 



Oleh: Asni Bastari

x

Comments

Popular posts from this blog

Apakah saya bahagia?

             ( sumber gambar: hipwee.com) Di zaman sekarang kita meremehkan hidup sebagai sesuatu yang santai. Menghabiskan dengan bersuka ria, bersenang-senang sesuka hati sampai lupa akan tujuan dan konsekuensi dari awal apa yang harus diperbuat demi menuai hasil atau masa depan yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan hanya sebagai sesuatu yang cuma-cuma seperti, menarik ulur beranda setiap hari tanpa ada tujuan, buang-buang waktu mengurus perasaan yang tau-taunya tidak jelas mau kemana arahnya, menguras energi dengan memikirkan yang kenyataannya tidak sama dengan realita menguras bathin (menangis karena putus cinta, merasa masa depan sudah suram) menguras pikiran dan membuat hidup itu tidak ada arti seolah hidup itu seperti mati. Apakah dengan terus melakukan hal seperti itu adalah tanda dari suatu kebahagiaan atau kehidupan? Setiap orang punya penilaian masing-masing, kita tidak berhak bahwa pandangan mereka salah dan kita benar. Jawaban yang sesungguhnya adalah, baga

Antara Hujan dan Rindu

 Soreku begitu hangat ditemani dengan secangkir kopi pahit diatas meja yang biasa kutumpangi. Desiran hujan yang berguyur seluruh kota tak asing lagi terdengar. Beberapa kendaraan hendak lewat dijalanan dan sebagian dari mereka mengenakan jas hujan(mantel).Aku duduk ditepi kaca yang transparan sambil melihat beberapa kendaraan yang hendak lewat. Seandainya saja aku tak beranjak dewasa betapa indahnya masa-masa yang telah aku lewatkan tersirat sejuta kenangan dimana saat sepulang sekolah pada waktu SD kujadikan daun pisang sebagai payung teduhku sambil bercerita dengan teman sebaya.Yang lainnya pada sibuk main kejar-kejaran dan yang lain lagi ingin basah kuyup sembari menikmati hujan. Sambil bercakap-cakap satu diantara kami begitu senang dan tak ingin hujannya berhenti. Ditengah perjalan terlihat tanaman disekitar begitu indah ditambah desiran angin yang begitu kencang kamipun bersorak-sorai dan bernyanyi seakan dunia itu milik kami. Lumpur dan juga air keruh kini tak asing la

Perihal berpena

Menjelma bagai dewa Terselubung lewat sinar Sulit untuk aku genggam Perlahan dia menghilang arah Di atas surat itu sudah kutuliskan Kenangan indah bersama dikala dulu Tentang cinta dan kasih sayang Kini sirna dimakan serangga dan lalat Aku terkapar lagi pada barisan depan Sejenak nafasku terengah dan mengangah Sekitar melihat dengan mata tajam Kubalas dengan senyuman membinar Letihku tak terbayar pada aksara Aku berkarya bukan semata ingin terkenal Tetapi jiwaku berkata baiknya kamu berpena Dengan itu kamu akan mengerti apa arti dari peribahasa Setiap kata kuperlihatkan dengan seksama Agar aku mengerti apa yang sedang aku jabarkan Tetapi ilusi kian mulai berhenti pada saat aku memaksa untung mencerna Hingga mataku lelap memikirkan perihal Kubuka perhelai setiap ciutanku diatas buku Sejenak aku diam lalu melotot pada kata itu Mencari hingga beberapa sumber untuk menemu Alangkah baiknya tak jelas dan lebih baik bisu Ragaku sudah tak ingin untuk mencari la