Skip to main content

Goresan kepada Mama

 


Berapa banyak yang harus aku tebus untuk mengatakan cinta kepadamu

Tulus kasihmu mengalir lewat lantunan doa sembah sujud

Pagi, siang dan malam bagimu aku adalah buah cintamu

Tak henti-hentinya kau terus berharap pada sang kuasa untuk menjadikan anakmu baik adanya

Itu belum cukup kau rangkai, bolehku bertanya Mama

Hatimu kau bentuk dari apa sehingga sedetik saja kau tidak pernah mengeluh dalam mendidiku

Tapi jangan kau jawab biarkan jawaban itu hadir dalam mimpiku

Sehingga pemahamanku tentangmu kadang terlihat lumpuh.

Begitu banyak wajah lain yang aku lihat dengan mataku tetapi wajahmu tak akan pernah terhapuskan oleh siapapun yang datang menyerupaimu.

Sikapmu selalu mencerminkan dirimu yang sebenarnya sangat sulit bagiku untuk menjadi dirimu walaupun sesungguhnya aku adalah daging dari tubuhmu. 

Mama, aku tau sekarang adalah hari dimana semua orang merayakan hari yang begitu special yaitu hari Ibu.

Hari ibu bagi mereka adalah hari yang sangat berwarna karena sebagian dari mereka sedang bersama ibunya sedang aku tersungut sendu meratapi diri yang kurang pandai menyembunyikan luka. 

Betapa hati ini kaku, rinduku tidak teratur 

Mencarimu lewat desiran angin sepoi bagai menunggu ribuan tahun lamanya

Kau tidak terlihat lagi, hanya potret wajahmu yang terkenang pada dinding.

Itu tidak terasa puas, izinkan aku melihatmu walau hanya sekali.

I Love You Mama Elisabeth

Comments

Popular posts from this blog

Apakah saya bahagia?

             ( sumber gambar: hipwee.com) Di zaman sekarang kita meremehkan hidup sebagai sesuatu yang santai. Menghabiskan dengan bersuka ria, bersenang-senang sesuka hati sampai lupa akan tujuan dan konsekuensi dari awal apa yang harus diperbuat demi menuai hasil atau masa depan yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan hanya sebagai sesuatu yang cuma-cuma seperti, menarik ulur beranda setiap hari tanpa ada tujuan, buang-buang waktu mengurus perasaan yang tau-taunya tidak jelas mau kemana arahnya, menguras energi dengan memikirkan yang kenyataannya tidak sama dengan realita menguras bathin (menangis karena putus cinta, merasa masa depan sudah suram) menguras pikiran dan membuat hidup itu tidak ada arti seolah hidup itu seperti mati. Apakah dengan terus melakukan hal seperti itu adalah tanda dari suatu kebahagiaan atau kehidupan? Setiap orang punya penilaian masing-masing, kita tidak berhak bahwa pandangan mereka salah dan kita benar. Jawaban yang sesungguhnya adalah, baga

Antara Hujan dan Rindu

 Soreku begitu hangat ditemani dengan secangkir kopi pahit diatas meja yang biasa kutumpangi. Desiran hujan yang berguyur seluruh kota tak asing lagi terdengar. Beberapa kendaraan hendak lewat dijalanan dan sebagian dari mereka mengenakan jas hujan(mantel).Aku duduk ditepi kaca yang transparan sambil melihat beberapa kendaraan yang hendak lewat. Seandainya saja aku tak beranjak dewasa betapa indahnya masa-masa yang telah aku lewatkan tersirat sejuta kenangan dimana saat sepulang sekolah pada waktu SD kujadikan daun pisang sebagai payung teduhku sambil bercerita dengan teman sebaya.Yang lainnya pada sibuk main kejar-kejaran dan yang lain lagi ingin basah kuyup sembari menikmati hujan. Sambil bercakap-cakap satu diantara kami begitu senang dan tak ingin hujannya berhenti. Ditengah perjalan terlihat tanaman disekitar begitu indah ditambah desiran angin yang begitu kencang kamipun bersorak-sorai dan bernyanyi seakan dunia itu milik kami. Lumpur dan juga air keruh kini tak asing la

Perihal berpena

Menjelma bagai dewa Terselubung lewat sinar Sulit untuk aku genggam Perlahan dia menghilang arah Di atas surat itu sudah kutuliskan Kenangan indah bersama dikala dulu Tentang cinta dan kasih sayang Kini sirna dimakan serangga dan lalat Aku terkapar lagi pada barisan depan Sejenak nafasku terengah dan mengangah Sekitar melihat dengan mata tajam Kubalas dengan senyuman membinar Letihku tak terbayar pada aksara Aku berkarya bukan semata ingin terkenal Tetapi jiwaku berkata baiknya kamu berpena Dengan itu kamu akan mengerti apa arti dari peribahasa Setiap kata kuperlihatkan dengan seksama Agar aku mengerti apa yang sedang aku jabarkan Tetapi ilusi kian mulai berhenti pada saat aku memaksa untung mencerna Hingga mataku lelap memikirkan perihal Kubuka perhelai setiap ciutanku diatas buku Sejenak aku diam lalu melotot pada kata itu Mencari hingga beberapa sumber untuk menemu Alangkah baiknya tak jelas dan lebih baik bisu Ragaku sudah tak ingin untuk mencari la