Skip to main content

Penampilan menjadi Buruan

Kembali lagi kita membahas tentang Fashion
Ya fashion kerap kali menjadi bahan trending dan omongan oleh netizen yang sangat pintar menilai orang lain tanpa mengintropeksi diri sendiri.

Benar atau tidak karena saya belajar dari beberapa waktu lalu di sebuah gedung pesta pernikahan,ya tau sendiri kan disana bukan kita saja melainkan banyak orang.

Niat untuk memakai dress, eh tak begitu pede tau sendiri kan mulut netizen Hehe.......saya mencoba mengurung niat  itu dan memutuskan untuk berpenampilan seadanya disebuah acara yang digeruguti oleh banyak orang tersebut.

Sontak saja, waktu saya hendak turun dari sepeda motor bututku tiba-tiba ditengah membuka helm dari kejauhan sorotan mata tajam tertuju pada diriku dan jujur saja saya enggak pede waktu itu.

Aku sendiri bingung mengapa hal itu terjadi?sambil berjalan menuju gedung itu mata mereka masih saja menyorot padaku katanya"isshh,, padahal gitu ajah cantik juga enggak" .

Hemm... Terus terang saya sedikit merasa risih dengan omongan mereka sebab saya sama sekali tidak mengenal mereka kok dengan tiba-tiba mulutnya yang pedas itu mengusik telingaku dengan nada sindir.

"Dasar, tak kirain hanya kaum perempuan saja yang seperti itu padahal situ juga lebih dari itu"
Kataku dalam hati.

Sembari meninggalkan tempat itu, dengan sigap aku langsung menuju ke gedung tersebut.

Sampai di gedung, kulihat kiri kanan orang-orang pada sibuk dengan gadget-nya dalam hati saya berpikir "ini dimana sih, kok kebiasaan lama masih saja dibudidayakan Bukankah kalau sudah di tempat seperti ini kita saling menyapa, ahh.. Pikirku konyol".

Berjalan dengan langkah menunduk rupanya dibagian paling pojok temanku melambaikan tangannya padaku, ya akupun langsung menghampirinya tanpa basa-basi.

Berjabat tangan sambil berkenalan dengan yang lainnya, aku sedikit malu ternyata teman-temannya banyak sekali. Satu diantara mereka memperhatikanku dengan mata tajam"kamu sama siapa kesini"Katanya menyapaku.
"Aku sendiri, memangnya kenapa" Aku balik bertanya
"Enggak sih, emang enggak boleh nanya"
"Hmmmm,,,,,, boleh sih".

Setelah lama bercakap-cakap aku malu diantara gerombolan itu, karena semuanya pada sibuk dengan pacarnya yahh,......... Aku lagi-aku lagi, ingin pergi dan beranjak tapi enggak enak sama mereka tanggapannya nanti seperti apa coba
Ya kukurung niatku itu lalu menoleh.

Tepat disebelahku, paras perempuan itu biasa saja tetapi bodinya terlihat bagus mungkin karena dipadukan dengan bajunya yang terkesan terbuka(tali satu) jadi terlihat membahana.
Yang lainnya juga seperti itu, terus terang aku minder udah sendiri pakayan seadanya dan diabaikan.Tapi tak apa, aku sangat bersyukur dengan seadanya aku mensyukuri ituitu tanpa harus malu.

Karena bersaing demi terlihat keren agar dilirik banyak orang seperti terkesan murahan, sampe segitunya kan sayang tubuhmu.

Dibawah tangga hendak menurun kudengar obrolan spontan dari dua orang anak remaja mereka terlihat serius, rupanya mereka sedang mencari perempuan yang tengah berparas seksi itu, aku bingung lalu mereka bertanya padaku

"Enu, ada lihat perempuan yang baju biru tadi kha dia pake rok levis yang di atas lutut pokoknya montok sekali dia punya bodi enu"
"Enggak ada sama sekali nana"
"Masa enggak lihat sih, gimana sih. Kamu enggak seru"
"Kan sudah saya bilang dari tadi saya enggak melihatnya sama sekali, kurang jelas"Jawabku emosi karena pertanyaannya seakan memaksa penglihatanku untuk melihat si perempuan itu ku berniat untuk beranjak dari tangga itu sembari meninggalkan tangga tersebut.

Langkahku terlalu pelan, kudengar sedikit dari telinga kirik katanya" Aduh, sial ee padahal itu perempuan tadi cocok untuk dijadikan santapan malam"
"Ae, jangan untuk kau terus ka. Kasih saya saja itu perempuan parah kau ee"
Kata pria kedua tersebut?

Mendengar hal itu aku sangat jengkel dengan ucapan mereka, andai saja aku masih disitu pasti sudah kusambar omongannya tadi.

Kembali aku bertanya dalam hati, kenapa mereka mencari perempuan itu?
Siapakah perempuan itu?
Lalu kenapa mereka begitu bersi keras untuk mendapatkan perempuan itu?


Ahh,,,, pikiranku mengganggu ketenanganku saja. Karena malam semakin berlarut, sementara yang lainnya pada menikmati pesta itu sambil bergoyang, berdansa dll.

Tetapi aku yang tidak ada hobi sama sekali selalu saja berpikir lebih baik kutinggalkan tempat ini dan bergegas untuk pulang karena malam semakin berlarut.


Oleh:Asni bastari


Comments

Popular posts from this blog

Apakah saya bahagia?

             ( sumber gambar: hipwee.com) Di zaman sekarang kita meremehkan hidup sebagai sesuatu yang santai. Menghabiskan dengan bersuka ria, bersenang-senang sesuka hati sampai lupa akan tujuan dan konsekuensi dari awal apa yang harus diperbuat demi menuai hasil atau masa depan yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan hanya sebagai sesuatu yang cuma-cuma seperti, menarik ulur beranda setiap hari tanpa ada tujuan, buang-buang waktu mengurus perasaan yang tau-taunya tidak jelas mau kemana arahnya, menguras energi dengan memikirkan yang kenyataannya tidak sama dengan realita menguras bathin (menangis karena putus cinta, merasa masa depan sudah suram) menguras pikiran dan membuat hidup itu tidak ada arti seolah hidup itu seperti mati. Apakah dengan terus melakukan hal seperti itu adalah tanda dari suatu kebahagiaan atau kehidupan? Setiap orang punya penilaian masing-masing, kita tidak berhak bahwa pandangan mereka salah dan kita benar. Jawaban yang sesungguhnya adalah, baga

Antara Hujan dan Rindu

 Soreku begitu hangat ditemani dengan secangkir kopi pahit diatas meja yang biasa kutumpangi. Desiran hujan yang berguyur seluruh kota tak asing lagi terdengar. Beberapa kendaraan hendak lewat dijalanan dan sebagian dari mereka mengenakan jas hujan(mantel).Aku duduk ditepi kaca yang transparan sambil melihat beberapa kendaraan yang hendak lewat. Seandainya saja aku tak beranjak dewasa betapa indahnya masa-masa yang telah aku lewatkan tersirat sejuta kenangan dimana saat sepulang sekolah pada waktu SD kujadikan daun pisang sebagai payung teduhku sambil bercerita dengan teman sebaya.Yang lainnya pada sibuk main kejar-kejaran dan yang lain lagi ingin basah kuyup sembari menikmati hujan. Sambil bercakap-cakap satu diantara kami begitu senang dan tak ingin hujannya berhenti. Ditengah perjalan terlihat tanaman disekitar begitu indah ditambah desiran angin yang begitu kencang kamipun bersorak-sorai dan bernyanyi seakan dunia itu milik kami. Lumpur dan juga air keruh kini tak asing la

Perihal berpena

Menjelma bagai dewa Terselubung lewat sinar Sulit untuk aku genggam Perlahan dia menghilang arah Di atas surat itu sudah kutuliskan Kenangan indah bersama dikala dulu Tentang cinta dan kasih sayang Kini sirna dimakan serangga dan lalat Aku terkapar lagi pada barisan depan Sejenak nafasku terengah dan mengangah Sekitar melihat dengan mata tajam Kubalas dengan senyuman membinar Letihku tak terbayar pada aksara Aku berkarya bukan semata ingin terkenal Tetapi jiwaku berkata baiknya kamu berpena Dengan itu kamu akan mengerti apa arti dari peribahasa Setiap kata kuperlihatkan dengan seksama Agar aku mengerti apa yang sedang aku jabarkan Tetapi ilusi kian mulai berhenti pada saat aku memaksa untung mencerna Hingga mataku lelap memikirkan perihal Kubuka perhelai setiap ciutanku diatas buku Sejenak aku diam lalu melotot pada kata itu Mencari hingga beberapa sumber untuk menemu Alangkah baiknya tak jelas dan lebih baik bisu Ragaku sudah tak ingin untuk mencari la