Skip to main content

Perihal berpena


Menjelma bagai dewa
Terselubung lewat sinar
Sulit untuk aku genggam
Perlahan dia menghilang arah

Di atas surat itu sudah kutuliskan
Kenangan indah bersama dikala dulu
Tentang cinta dan kasih sayang
Kini sirna dimakan serangga dan lalat

Aku terkapar lagi pada barisan depan
Sejenak nafasku terengah dan mengangah
Sekitar melihat dengan mata tajam
Kubalas dengan senyuman membinar

Letihku tak terbayar pada aksara
Aku berkarya bukan semata ingin terkenal
Tetapi jiwaku berkata baiknya kamu berpena
Dengan itu kamu akan mengerti apa arti dari peribahasa

Setiap kata kuperlihatkan dengan seksama
Agar aku mengerti apa yang sedang aku jabarkan
Tetapi ilusi kian mulai berhenti pada saat aku memaksa untung mencerna
Hingga mataku lelap memikirkan perihal

Kubuka perhelai setiap ciutanku diatas buku
Sejenak aku diam lalu melotot pada kata itu
Mencari hingga beberapa sumber untuk menemu
Alangkah baiknya tak jelas dan lebih baik bisu

Ragaku sudah tak ingin untuk mencari lagi
Karena titik akhirnya ada pada jingga kuning
Menerang jalan yang akan kutelusuri
Sampai belahan bumi aku bersyair





Oleh: Asni bastari


Comments

Popular posts from this blog

Apakah saya bahagia?

             ( sumber gambar: hipwee.com) Di zaman sekarang kita meremehkan hidup sebagai sesuatu yang santai. Menghabiskan dengan bersuka ria, bersenang-senang sesuka hati sampai lupa akan tujuan dan konsekuensi dari awal apa yang harus diperbuat demi menuai hasil atau masa depan yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan hanya sebagai sesuatu yang cuma-cuma seperti, menarik ulur beranda setiap hari tanpa ada tujuan, buang-buang waktu mengurus perasaan yang tau-taunya tidak jelas mau kemana arahnya, menguras energi dengan memikirkan yang kenyataannya tidak sama dengan realita menguras bathin (menangis karena putus cinta, merasa masa depan sudah suram) menguras pikiran dan membuat hidup itu tidak ada arti seolah hidup itu seperti mati. Apakah dengan terus melakukan hal seperti itu adalah tanda dari suatu kebahagiaan atau kehidupan? Setiap orang punya penilaian masing-masing, kita tidak berhak bahwa pandangan mereka salah dan kita benar. Jawaban yang sesungguhnya adalah, baga

Antara Hujan dan Rindu

 Soreku begitu hangat ditemani dengan secangkir kopi pahit diatas meja yang biasa kutumpangi. Desiran hujan yang berguyur seluruh kota tak asing lagi terdengar. Beberapa kendaraan hendak lewat dijalanan dan sebagian dari mereka mengenakan jas hujan(mantel).Aku duduk ditepi kaca yang transparan sambil melihat beberapa kendaraan yang hendak lewat. Seandainya saja aku tak beranjak dewasa betapa indahnya masa-masa yang telah aku lewatkan tersirat sejuta kenangan dimana saat sepulang sekolah pada waktu SD kujadikan daun pisang sebagai payung teduhku sambil bercerita dengan teman sebaya.Yang lainnya pada sibuk main kejar-kejaran dan yang lain lagi ingin basah kuyup sembari menikmati hujan. Sambil bercakap-cakap satu diantara kami begitu senang dan tak ingin hujannya berhenti. Ditengah perjalan terlihat tanaman disekitar begitu indah ditambah desiran angin yang begitu kencang kamipun bersorak-sorai dan bernyanyi seakan dunia itu milik kami. Lumpur dan juga air keruh kini tak asing la